TEKNIK TEKNIK MENGELAS
Rabu, 29 Mei 2013
Las Listrik TIG
Las Listrik TIG
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas
Mulia) menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur
listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan
sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian
tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur
listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik
untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat
pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa
selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda
wolfram dengan bahan dasar.
Sebagi gas pelindung dipakai argin, helium atau
campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam
yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang
bersirkulasi.
Pembakar
las TIG terdiri dari :
1) Penyedia arus
2) Pengembali air pendingi,
3) Penyedia air pendingin,
4) Penyedia gas argon,
5) Lubang gas argon ke luar,
6) Pencekam elektroda,
7) Moncong keramik atau logam,
8) Elektroda tungsten,
9) Semburan gas pelindung.
LAS BUSUR LISTRIK
LAS BUSUR LISTRIK
Las busur listrik atau pada umumnya
disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan
tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik
ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.
Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik.
Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.
Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap. Penggolongan macam proses las listrik antara lain, ialah :
1. Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya :
aLas listrik dengan elektroda karbon tunggal
bLas listrik dengan elektroda karbon ganda.
Pad alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur
listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara
dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan
dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau
elektroda yang berselaput fliksi.
- Las Listrik dengan Elektroda Logam,
misalnya :
- Las listrik
dengan elektroda berselaput,
- Las listrik TIG
(Tungsten Inert Gas),
- Las listrik
submerged.
a.
Las listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput
sebagai bahan tambahan.
Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda
dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar.
Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang
melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh udara
luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi permukaan las yang
juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat
titik pengukuran, missal pada ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada
benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.
KLASIFIKASI CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN
KLASIFIKASI CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN
Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara
pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu
adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara
pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu
klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang
digunakan. Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya.
Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali.
Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara kerja.
Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar. 2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu. 3. pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.
Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga dilakukan secara terpisah.
Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan : a) Pengelasan cair
Ø Las gas Ø Las listrik terak Ø Las listrik gas Ø Las listrik termis
Ø Las listrik elektron Ø Las busur plasma b) Pengelasan tekan
Ø Las resistensi listrik Ø Las titik Ø Las penampang Ø Las busur tekan Ø Las tekan Ø Las tumpul tekan Ø Las tekan gas Ø Las tempa Ø Las gesek Ø Las ledakan Ø Las induksi Ø Las ultrasonic
c) Las busur
Ø Elektroda terumpan d) Las busur gas
Ø Las m16 Ø Las busur CO2 e) Las busur gas dan fluks
Ø Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks Ø Las busur fluks ü Las elektroda berisi fluks ü Las busur fluks o Las elektroda tertutup o Las busur dengan elektroda berisi fluks o Las busur terendam ü Las busur tanpa pelindung o Elektroda tanpa terumpan ü Las TIG atau las wolfram gas
PENGERTIAN LAS
TEKNIK LAS
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.
Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.
Dalam bab ini akan diterangkan beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah banyak digunakan sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-bab yang lain.
MENGELAS ASTIK
Macam-Macam
Teknik Las
posisi pengelasan
Posisi Di Bawah Tangan
Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja.
Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja.
Posisi Tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
Posisi Datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat – 10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah benda kerja.
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat – 10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah benda kerja.
Posisi Di Atas Kepala (Overhead)
Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
Posisi Datar (1G)
Pada posisi ini sebaiknya
menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah bulan Untuk jenis
sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga
dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam
pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipa dengan
jalan pipa diputar.
Posisi Horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan
posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara
horizontal mengelilingi pipa. posisi sudut electrode pengelasan pipa 2G yaitu
90º Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalu
panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan
sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan
pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar
dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti
ini diulangi untuk pengisian berikutnya.
Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada
material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal.
Posisi Horizontal Pipa (5G)
Pada pengelasan posisi 5G dibagi
menjadi 2, yaitu :
-Pengelasan naik
Biasanya dilakukan pada pipa yang
mempunyai dinding teal karena membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah
naik kecepatannya lebih rendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun,
sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan
pengelasan turun.Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal
tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil
pengelasan baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11
dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian
dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan
elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur
dengan jarak busur ½ kali diameter elektrode.
-Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang
tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih
menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.
Macam-Macam Teknik Las posisi
pengelasan Posisi Di Bawah Tangan Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat
terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat
terhadap benda kerja. Posisi Tegak (vertical) Mengelas posisi tegak adalah
apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Dengan kemiringan
elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85...
Langganan:
Postingan (Atom)